Buyar

Akhir-akhir ini, aku merasa pergantian waktu sangat cepat. Siang dan malam berganti dengan sangat amat cepat. Tiap pagi, pikiranku berkata "sepertinya matahari baru saja tenggelam, kenapa sudah menampakkan dirinya lagi?" Sedangkan setiap malam yang terlintas di kepalaku adalah "sepertinya matahari baru saja muncul, kenapa sudah menghilang lagi?"

Bias seperti itu, kurasakan setiap hari akhir-akhir ini, hingga satu bulan,, ah bukan, bahkan satu tahun terasa begitu singkat. Aku benar-benar ingin segera menyelesaikan tugasku saat ini. Tapi rasanya waktu sangat mengekang. Seakan aku tidak bisa bergerak ke manapun. Kekangan yang sangat menyesakkan itu ditambah dengan tuntutan orang lain, bahkan tututan diri atas diriku sendiri. Ya, diriku sendiri juga lah yang membuatku sesak. Semua itu membuat pikiranku hilang arah, tak terkendali. Pikiranku sibuk kesana-kemari, tidak bisa fokus ke hal yang paling penting dan harus dipikirkan saat ini. Rasanya ingin berteriak sekencang-kencangnya. Rasanya ingin meledak. Kepala dipenuhi hal-hal yang tidak perlu. Kekhawatiran, too much comparing, dan blame my self atas hal yang sudah dan memang seharusnya terjadi. Seharusnya bisa fokus satu per satu hal yang harus aku selesaikan. Tapi kenyataannya tidak mudah bagiku. Dengan semua kondisi yang ada saat ini, seharunya aku bisa menerima dan hanya perlu menjalankan yang seharusnya dijalankan. Mungkin memang alam menuntunku ke jalan yang sedang kutempuh saat ini. Jadi, bagaimanapun juga, aku harus menjalaninya dan lagi, sebetulnya dari awal semuanya adalah pilihanku sendiri. Bahkan saat ini pun, di saat pikiranku buyar, aku tetap bisa memilih tenang dan jalani atau mengikuti arus lingkungan yang buyar itu. Kendali atas diriku adalah diriku sendiri. Jadi, semua tergantung kepada diriku sendiri. Faktor eksternal hanya memiliki pengaruh yang tidak seberapa.

And it's just for your reminder, Kiku. That actually you have never been alone. You always have God that "lives" inside you. So, please don't ever think that nobody will not understand you and give you their hand. Because God did.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Iblis

Gratefulness