Iblis

Jadi, cerita ini adalah bagian dari mimpi selama aku tertidur. Jalan ceritanya cukup rapih, akhirnya kutulis menjadi sebuah cerita yang sangat pendek, walaupun di awal sedikit kabur :)

Iblis

Di desa itu, di persawahan yang luas, setiap petani memiliki minotaur (banteng setengah manusia) yang membantu mereka memanen padi. Persawahan itu dijaga ketat oleh seorang pria gagah dengan wajah yang tegas. Tini dan kakaknya, Tina yang tersesat di tengah-tengah sibuknya panen padi tersebut sangat ketakutan dengan adanya minotaur yang dimiliki setiap petani. Di tengah ketakutan yang luar biasa, tiba-tiba penjaga wilayah itu datang dan tampak curiga dengan kehadiran dua gadis itu. Tini menjelaskan apa yang membuat mereka berada di persawahan itu dengan penuh rasa takut. Penjaga yang setengah percaya itu mencoba mengerti apa yang dibicarakan Tini. Tini yang ketakutan langsung meminta tolong kepada penjaga untuk membantu mereka keluar dari persawahan itu. “Tolong, hiks… tolong kami… kami takut. Kami sedang mencari rumah kami. Kumohon, tolonglah. Kami takut dengan makhluk besar itu. Kami tidak bisa melewati mereka…hiks.” Tini memohon sambil menangis. Penjaga akhirnya percaya dan membantu mereka keluar dari persawahan itu. Di ujung batas wilayah persawahan itu, mereka berpapasan dengan banteng yang mengamuk dan bersiap mengejar Tini dan Tina. Namun, sang penjaga sawah melindungi dua gadis itu hingga akhirnya mereka berdua berhasil keluar dari persawahan itu dengan selamat dan sisa air mata ketakutan mereka yang masih mengalir. Mereka melambaikan tangan kepada sang penjaga sambil berlari menjauh.

Hujan tiba-tiba datang di tengah mereka berlari menemukan rumah mereka. Saat itu, di mendung yang sangat gelap, mereka menemukan cahaya merah yang mengganggu. Tini meraih kotak yang dibawa oleh Tina dan dengan penuh keyakinan, ia langsung mengulurkan tangannya tepat mengarah pada cahaya merah itu. Keyakinan dan kepercayaan bahwa ia dapat mengusir cahaya itu membuahkan hasil. Cahaya merah yang besar itu tiba tiba berubah menjadi setitik cahaya biru tepat di atas telapak tangan Tini yang kemudian ia masukkan ke dalam kotak cahaya biru yang diambilnya dari Tina. Walaupun terkejut dengan apa yang baru saja terjadi, mereka tetap melanjutkan perjalanan sambil berlari karena entah mengapa, Tini merasa ia dan kakaknya harus segera kembali ke rumah dan menemui ayah mereka. Saat melewati beberapa meter setelah mereka mengambil cahaya biru tadi, mereka kembali menemukan cahaya merah besar, namun kali ini ada sedikit warna hitam di tengahnya. Sama seperti sebelumnya, Tini mengulurkan tangannya dengan penuh keyakinan dan berubahlah cahaya itu menjadi setitik cahaya biru. Kemudian ia masukkan lagi cahaya itu ke dalam kotak. Dengan nafas terengah-engah, Tini menutup kotak cahaya itu. Namun seketika, dengan sangat tiba-tiba, daun, rumput, pohon, tanah, dan segala yang ada di sekitar mereka berubah menjadi terang dan berwarna. Hujan berhenti dan langit berubah menjadi cerah dengan sedikit gerimis yang masih tersisa. Namun anehnya, hal itu hanya terjadi di sekitar mereka. Mereka tampak kebingungan dan berusaha mengerti apa yang terjadi. Tiba-tiba, Tini merasakan sesuatu. Sesuatu yang sangat membuatnya bahagia. Seketika itu juga, ia mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Ini adalah misinya. Semua yang telah ia lewati bersama kakaknya selama ini adalah bagian dari misi yang harus dilakukan. Dua cahaya merah besar yang menghadang mereka tadi adalah dua iblis yang kabur dan tersisa yang selama ini mereka cari. Kotak yang mereka bawa, berisi iblis-iblis yang sudah mereka hilangkan dan berubah menjadi cahaya biru kecil yang dapat mengembalikan keadaan alam di sekitar mereka menjadi seperti semula. Indah dan damai. Sebelumnya, Tini selalu gagal mengubah iblis menjadi cahaya biru. Kali ini, setelah sekian lama pencarian dan setelah apa yang mereka alami, akhirnya ia berhasil melakukannya dan mengembalikan dunianya seperti semula. Dengan tangis bahagia, kedua bersaudara itu berlari menuju rumah menemui ayah mereka. Sepanjang mereka berlari, Tini mengulurkan kotak cahaya biru di tangannya, dan seketika jalan yang mereka lewati berubah menjadi cerah dan indah. Tini berkata dalam hati sambil menangis bahagia “Ayah, akhirnya aku berhasil!! Aku berhasil, Ayahhh!!”. Hingga mereka sampai di depan rumah mereka yang sudah berubah menjadi rumah yang sangat indah. Mereka langsung mencari dan menemui ayah mereka dengan perasaan yang sangat bahagia.    



~~~~~~

Itulah cerita singkat dari mimpi di malam hariku.

~~~~~~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buyar

Gratefulness